Sistem perkuliahan Indonesia dinilai
rancu dan kacau balau, mahasiswa diracuni oleh mata kuliah yang ambigu
dan tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka jalankan. Selain itu,
mahasiswa kita juga di gembleng oleh organisasi organisasi
intrakulikuler yang menggiring mereka untuk berfikir kritis dan
opositis.
Oleh organisasi tersebut, mereka di doktrin untuk menjadi sosial
control masyarakat, yang tanpa di sadari mereka justru dijadikan pion
pion prajurit dalam kepentingan politik praktis. Setelah mereka
menyelesaikan perkuliahan, apa yang mereka dapatkan? apakah masyarakat
memberi reward kepada mahasiswa karena mereka telah menjadi sosial
control yang baik? apa organisasi tersebut menuntun mahasiswa bertarung
dalam medan meraih kebebasan finansial??
Yang terjadi adalah keterkejutan mahasiswa dalam menghadapi
dunia nyata, kekakuan dan ke pasifan, kebingungan massal karena minimnya
skill dan knowledge. Karena sikap kritis dan opositis yang tertanam
sejak kuliah, maka perlahan mereka menyalahkan pemerintah, presiden,
dewan rakyat dll.
Kedepannya negara akan berada dalam kondisi chaos karena tingginya
tingkat pengangguran dan kriminalitas, oleh karena itu, hendaknya kampus
kampus di Indonesia lebih fokus dan terarah dalam materi sistem
perkuliahan, yang ingin menjadi profesional berikan skill tentang dunia
kerja, yang ingin ber wiraswasta beri pula materi tentang wiraswasta,
begitupun yang ingin berpolitik, kampus jangan hanya memikirkan sisi
komersil, mahasiswa kuliah, bayar kemudian good bye.
Kampus juga bertanggung jawab pada kualitas sumber daya manusia yang kelak menjadi penerus bumi Indonesia. Salam..
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.