Sewaktu masih duduk dibangku sekolah, orang tua, guru dan lainnya
memberi apresiasi yang tinggi ketika seorang anak mendapat nilai tinggi
pada mata pelajaran seperti Matematika, Fisika dan Kimia, sedangkan
anak yang berprestasi pada mata pelajaran Olahraga, Menggambar, dan
Seni rupa dianggap biasa biasa saja, sehingga bakat anak yang
sesungguhnya tidak terasah. Alam bawah sadar kita seolah digiring untuk
bekerja di jenjang formal, terutama sebagai pegawai negeri sipil.
Karena adanya anggukan universal tersebut, seseorang menganggap dirinya
baru benar benar bekerja setelah ia diterima diinstansi pemerintah
sebagai pegawai negeri. Bekerja di swasta atau pekerjaan non formal
lainnya hanya sebuah agenda pengisi waktu untuk menunggu jadwal seleksi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sehingga menyebabkan totalitas
kinerja di sektor swasta menjadi kurang maksimal. Padahal jika pikiran
kita mampu lebih realistis dan terbuka, bekerja sesuai dengan bakat yang
kita miliki seperti Atlet, Pengusaha, Artis, Musisi, Penulis dll lebih
mendatangkan keuntungan finansial yang lebih besar dibandingkan dengan
pegawai negeri sekaligus memberi kebahagiaan batin karena bekerja
selaras dengan hobi.
Untuk itu
para remaja diharapkan mampu untuk lebih terbuka dalam hal berpikir
menentukan cita cita, mereka harus bisa merdeka dari segala belenggu
yang tumbuh subur di tanah Indonesia, sehingga kedepannya kita memiliki
tunas tunas yang menggerakkan Indonesia bukan hanya ke depan tapi jauh
kedepan.
Be Freedom...
Salam Mahadahsyat!!
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.