Sunday, August 31, 2014

10 Pengusaha Muda Kreatif Indonesia (II)

6. Achmad Rofiq (Kreator Film Animasi).

Pemuda kelahiran Pasuruan, 20 April 1981 ini memiliki bakat menggambar sejak kecil. Tidak hanya mendalami animasi secara teknis, ia juga suka membaca buku buku pemasaran dan manajemen karena ingin animasi Indonesia tumbuh sebagai industri, seperti di Jepang atau Amerika Serikat.

Rumah produksi animasi bernama CV. Kdeep Animation berdiri pada tahun 2005 dengan patungan modal Rp 50 juta, saat ia bersama kawan kawannya kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Negeri Malang. Mereka menciptakan beberapa judul film, seperti Bio Zone yang memenangi penghargaan juara I dan II & Best Viewer Choice Animation Naration (Animation Awards)Univesitas Parahyangan dan Best Animation (Mafvie), Malang.

Pada Oktober 2011, CV. Kdeep Animation bergabung dengan Digital Andalan Nusantara dan berubah menjadi PT. Digital Global Maxinema (DGM), dengan Rofiq sebagai Managing Director. Impiannya satu, memiliki karya animasi Indonesia yang berkarakter seperti Shaun the Sheep atau Ipin Upin. Untuk mendukung tujuan itu, Rofiq mengembangkan bisnis DGM tidak hanya memproduksi animasi, melainkan juga melayani pembuatan iklan, company profile, serial film animasi untuk tayangan televisi, termasuk pembuatan video klip. Setelah enam tahun menjalankan usaha, tahun 2011 ini bisnisnya memiliki omzet Rp 1 miliar per tahun.

Tahun 2012, impiannya mulai tercapai. Karya karya DGM diputar di layar kaca untuk menjangkau penonton yang lebih luas, seperti film animasi Songgo Rubuh yang diputar di MNC TV sejak Mei 2012. Filmnya yang lain, Kuku Rock You akan go international, tepatnya di Dubai, Korea dan Singapura. Pada tahun 2012 Rofiq juga dipercaya pemerintah melalui kementerian ekonomi kreatif menjadi ikon Wirausaha Muda Kreatif mewakili subsektor film dan video.

Rofiq punya keyakinan bahwa bangsa Indonesia adalah animator yang handal. Ia menunjukkan relief cerita Ramayana di candi Borobudur dan relief di candi Kidal, Malang. Pahatan pahatan karakter di relief itu seakan bergerak karena memiliki alur cerita. Ini membuktikan Indonesia memiliki akar animasi.

Berangkat dari kepercayaan itu, Rofiq menularkan ilmu dan kesuksesannya dengan membangun delapan studio animasi di kota Malang, bekerja sama dengan UKM dan lulusan lulusan SMK di Malang. Kedelapan studio ini akan mendukung proyek animasi DGM, sekaligus memberdayakan mereka.


7. Asri Tadda (Bisnis Dunia Maya, Hasilnya Jelas Nyata).

Pria asli Sulawesi kelahiran 3 April 1981, berhasil diterima di jurusan Kedokteran Umum, Universitas Hasanuddin, Makasssar. Ia yang semasa kuliah aktif berorganisasi, rajin pula menulis opini di koran koran daerah. Lumayan, tiap bulannya ia bisa mendapatkan Rp 500-800 ribu.

Tahun 2005, saat ia sedang menjalani praktik ko-as, Asri mulai berkenalan dengan dunia online marketing. Saking gandrungnya ia sampai sering membolos untuk 'bermain' di warnet. Ia mulai ng-blog untuk menaruh opini opini yang pernah dikirimnya k koran. Ia lalu mencoba Google AdSense, sebuah layanan dari Google yang membuat blog kita bisa dipasangi iklan. Setiap iklan di klik, kita mendapat penghasilan tambahan. Total 400 dolar AS ia dapatkan dari iklan itu.

Asri kemudian mengenal cara menjual artikel secara online dan menjual link di websitenya. 100 dollar AS berikutnya masuk ke kantongnya. Asri juga melakukan paid review yaitu melakukan ulasan atas situs orang lain, serta paid links, yaitu dibayar untuk memasang link ke website orang lain di blognya. Ketidakmampuannya berbahasa Inggris tidak menghambat Asri untuk belajar online marketing secara otodidak selama total dua tahun.

Tantangan bahasa Inggris berhasil dilalui, ia bahkan membuat usaha jual beli artikel bernama Articles Trade yang menyediakan artikel umum berbahasa Inggris. Ada ratusan penulis yang mendaftar di website tersebut. Per artikel ia dibayar 5 dollar AS, dua dolar untuk penulis, tiga dolar untuknya. Selain articles trade, ia memiliki layanan bisnis online seperti SEO-SEMID Inc., BuylinkPost, PublishMyArticels dan masih banyak lagi. Ia juga mengelola ratusan blog untuk advertising bersama temannya, dengan omzet sekitar Rp 100 juta perbulan.

Tidak ingin ilmunya hanya mengendap di kepalanya, Asri mendirikan sekolah blogging pertama benama AstaMedia Blogging School. Di sekolah blog ini peserta bisa mempelajari cara mendapatkan penghasilan dari blognya. Asri mengklaim rata ratanya alumninya berpenghasilan tambahan minimal dua juta perbulan. Menariknya, ia juga membuka bisnis offline, ia tetap membukanya untuk membuka lapangan pekerjaan sebanyak banyaknya. Omzet ratusan juta rupiah setiap bulannya berhasil ia raih dari grup bisnis yang awalnya hanya bermula dari belajar otodidak.


8. M. Asmui Kammuri (Kopi Javapuccino).

Asmui, kelahiran 24 Oktober 1985 berasal dari keluarga petani yang sederhana. Ia sudah membuat batu bata sejak usianya sembilan tahun untuk membantu menghidupi keluarganya. Berkat batuan orang tua asuhnya, ia beruntung bisa kuliah di STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) di Salatiga. Walaupun sempat ditentang orang tuanya, ia memutuskan pindah kuliah ke Jakarta agar bisa mempelajari ilmu ekonomi, bisnis serta membuka bisnis. Akhirnya ia belajar di program studi Akuntansi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sambil kuliah, Asmui bejualan kerupuk ke warung warung makan di sepanjang jalan Ciputat Raya. Selain itu, ia juga berjualan pulsa dan memberikan les ke siswa di kawasan Bintang Pondok Indah dan Ciputat. Uang hasil berjualan di investasikan ke bisnis kuliner. Asmui memilih berjualan teh karena bisnis makanan mudah basi dan merugi. Dengan modal Rp 3 juta untuk membuat booth dan sewa tempat di pinggir jalan, pada 2 Februari 2008 ia berjualan teh dengan merk Josstea. Bisnis teh nya laris manis, tapi sayang bisnisnya hanya bertahan selama tiga bulan.

Saat itu, kopi blended sedang ngetren. Ia memutuskan untuk ikut berbisnis kopi blended. Booth tadi langsung dimanfaatkan untuk meluncurkan merk Javapuccino yang langsung didaftarkan. Asmui meracik sendiri kopinya agar memiliki keunggulan dibandingkan bisnis bisnis sejenis, sampai ia kursus kepada temannya yang seorang barista.

Perkembangan ini membuat Asmui mendapat prestasi Wirausaha Muda Sukses Terbaik 2011 dari kementerian Koperasi dan UKM RI, Indonesia Franchise Award 2011 kategori Fastest Growing Franchise dan juara nasional Wirausaha Muda Mandiri 2010. Tahun 2012 ia naik kelas dari gerobak ke cafe dengan membuka franchise untuk cafe Javapuccino. Total ada 8 cafe berdiri di tahun tersebut, dari 5 target yang dicanangkan sudah ada sekitar 590 outlet Javapuccino dari 100 outlet Solopuccino di seluruh Indonesia.


9. Reza Nurhilman (Kreatif Memasarkan Kripik Maichi Lewat Media Sosial).

Pemuda kelahiran 29 September 1987 ini sempat menganggur setelah lulus SMA tahun 2005 karena kondisi keluarga yang tidak memungkinkannya untuk kuliah. Reza pernah mencoba berbagai jenis bisnis MLM, jual beli elektronik hingga pupuk.

Bulan Juni 2010, saat ia sudah kuliah di jurusan Manajemen Universitas Maranatha Bandung, ia bertemu dengan seorang ibu ibu paruh baya yang sangat cocok dengan image Maichi yang ia rasakan saat kecil, yaitu ibu ibu yang memakai baju tradisional dengan ciput di kepalanya. Ternyata ia bisa membuat bumbu keripik pedas yang sangat enak. Tanpa pikir panjang, Reza mengajak ibu itu bekerja sama, lalu menempel merk Maichi dibungkusnya. Keripik itu laris di kalangan teman temannya.

Sudah berhasil menjual hingga seribu bungkus perbulan di akhir 2010, pemasok Maichi sebelumnya mundur karena tidak sanggup memproduksi sebanyak yang di minta. Perlu waktu sebulan bagi Reza untuk mempersiapkan produksi keripik sendiri agar bisa memberikan rasa yang sama. Modal totalnya sekitar Rp 15 juta untuk bahan baku dan membuat tungku. 

Selain tingkat kepedasannya yang berlevel level, hal paling menarik dari Maichi adalah cara pemasarannya yang kreatif dan sangat tidak biasa. Maichi dijual dengan menggunakan mobil dengan tempat yang berbeda setiap hari. Dari mana calon pembeli mengetahui dimana lokasi penjualan? dari Facebook dan Twitter. Berkat kerja kerasnya, omzetnya mencapai empat miliar per bulan pada tahun 2011.


10. Mochamad Afif (Jas Hujan Sepatu FunCover).

Suatu hari di tahun 2008, mahasiswa STIE Perbanas Surabaya ini ingin berangkat kuliah dengan menggunakan motor ke kampusnya saat hari hujan. Tubuhnya sudah aman terlindungi jas hujan, namun bagaimana dengan sepatunya? Saat itu ia menggunakan kantong plastik kresek untuk melindungi sepatunya. Dari kebutuhan ini, terbersit ide di benak Afif untuk membuat jas hujan yang bisa melindungi sepatu.

Modal awal untuk membuat jas hujan sepatu sebesar Rp 500 ribu yang dipinjamnya dari sang kakak. Beberapa percobaan awalnya masih belum berhasil membuat sepatu bebas kering, sehingga ia terus menyempurnakan produknya sampai benar benar bisa mencegah air masuk ke sepatu.

Akhirnya, 30 pasang jas sepatu dapat ia produksi perbulannya, pertama kali ia tawarkan langsung ke konsumen. Harga yang terjangkau sebesar Rp 35 ribu per pasang membuat peminatnya banyak. Enam bulan kemudian Afif mulai menjual lewat internet. Hasilnya sangat positif, pesanan meningkat hingga produksinya digenjot mencapai 500 pasang per bulan. Untuk mengmbangkan penjualan, ia tidak lagi menjual secara langsung, namun menggunakan distributor atau reseller.

Hasilnya, hingga akhir tahun 2012 lalu, ia memiliki lebih dari 200 distributor di seluruh Indonesia, ia mengklaim 80% daerah sudah mengetahui tentang produknya. Pabrik kecilnya di Sidoarjo, Jawa Timur memiliki kapasitas produksi 7000 pasang jas hujan setiap bulannya.

Tantangan terbesar Afif adalah penjualan yang turun hingga 50% saat musim kemarau. Untung saja penjualan saat musim kemarau masih menutupi biaya produksi. Oleh karena itu, kini ia melakukan diversifikasi produk yang dapat dikenakan pengendara motor tanpa mengenal musim.
 







0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blogger templates

Cloap Program Affiliasi - Cara Mudah cari uang
 
;